Kisah Hidup Sulis Diangkat Allah dari Kemiskinan, 'Cita-citaku Cuma Satu Pengen Punya TV'

- 16 April 2021, 08:47 WIB
Penyanyi religi asal Solo, Sulistyowati atau dikenal dengan Sulis ungkap perjalanan hidupnya.
Penyanyi religi asal Solo, Sulistyowati atau dikenal dengan Sulis ungkap perjalanan hidupnya. /kanal YouTube Melaney Ricardo/

Baca Juga: Nino Curigai Elsa, Ricky Minta Malam Pertama di Sinetron Ikatan Cinta 15 April 2021

"Dulu cita-citaku cuman satu, pengen punya TV dulu aku waktu kecil numpang kalau liat TV aku pergi ke rumah tetanggaku ngeliat itupun kadang boleh masuk kadang gak dibolehin masuk," ungkapnya yang membuat Melaney syok.

 

Selain tidak punya TV, di rumahnya tidak ada kamar mandi sehingga harus menggunakan kamar mandi umum. Namun, Sulis tidak pernah malu ia bertekad menjadi orang yang maju dalam hal sekolah. Terbukti dari mulai SD, hingga kuliah dirinya selalu mendapatkan beasiswa.

Sulis menceritakan bahwa ayahnya adalah sosok pekerja keras. Di kala pagi, ayahnya bekerja sebagai supir dan malam masih harus ngebecak demi anak-anaknya hal ini agar anak-anaknya bisa mendapatkan uang saku buat anak-anaknya sekolah.

"Ayahku pekerja keras nomor satu sekolah, sekolah dan sekolah, makanya aku ngotot banget Kak Mel aku harus dapat beasiswa, alhamdullilah dari SD sampai kuliah aku alhamdullilah dapat fellowship terus," katanya.

Baca Juga: Ayus Tampil di Video Klip ‘Maha Kasih’ Bersama Nissa Sabyan, Netizen: Merusak Pemandangan

Selain itu, buah merupakan makanan mewah bagi keluarganya. Agar anaknya bisa makan mama, Sulis sangat salut kepada ibunya yang mencarikan buah di pasar demi anak-anaknya.

"Jadi mamaku itu kepengen anaknya bisa makan buah, itu makanan mewah bagi keluargaku dulu Kak mel, gimana mamaku biar anaknya bisa makan buah, tapi gak punya uang. Jadi mamahku itu kalau ke pasar dia tungguin tukang buah yang busuk-busuk itu ditungguin dibawa pulang, di rumah yang masih bagus diberikan pada anaknya," katanya berkaca-kaca.

Ia pun ingin membalas semua kerja keras dan kebaikan ayah dan ibunya. Sebagai penjahit atau buruh pabrik ibunya tiap hari selalu membawa puluhan kilo karung kain yang jaraknya puluhan kilo. Dia mengikuti ibunya dari belakang dengan berjalan kaki.

Halaman:

Editor: Muhammad Khusaini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah