Oleh sebab itu, Ir.Sukarno ingin membentuk wadah yang merupakan gabungan dari berbagai organisasi.
Ia pernah membentuk Konsentrasi Radikal pada tahun 1922. Konsentrasi Radikal yang dimaksud adalah wadah penyatuan para nasionalis dan partai-partai yang diwakilinya.
Dalam rangka merealisasikan gagasan tentang persatuan tersebut, Ir. Sukarno ingin membentuk wadah persatuan dengan menggabungkan aliran nasionalisme, Islam dan marxisme,
sehingga diharapkan akan kekuatan moral dan nasionalisme yang kokoh. Ir. Sukarno mendesak para pemimpin organisasi untuk membentuk sebuah federasi antar partai politik dan organisasi yang sekaligus merupakan “front sawo matang” dalam menghadapi praktik diskriminasi kelompok kulit putih yang merasa superior.
Baca Juga: Pembahasan Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 56, Menganalisis Penyelewengan Tanam Paksa
Federasi dalam hal ini wajib mencerminkan situasi sosial dan politik di Indonesia dengan berbagai orientasi dan aliran yang beragam.
Meninjau realitas tersebut, maka federasi dibuat longgar dan tidak lebur. Ir. Sukarno segera menemui beberapa pimpinan organisasi untuk membahas ide persatuan lewat sebuah federasi.
Ia juga bertemu dengan Dr. Sukiman sebagai pimpinan Partai Sarikat Islam (PSI) sebagai organisasi atau partai yang cukup besar di Indonesia.
Rangkaian pertemuan dan diskusi ini dilakukan untuk membahas tentang pembentukan federasi antarpartai dan organisasi di Indonesia.
Baca Juga: Pembahasan Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 48, Menganalisis Politik dan Kebijakan Raffles