Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140, Kegiatan 5.6 Tentukan Bagian-bagian dari Struktur Teks

- 14 November 2022, 16:20 WIB
Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 Kegiatan 5.6 Tentukan bagian-bagian dari struktur teks.
Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 Kegiatan 5.6 Tentukan bagian-bagian dari struktur teks. /Bahasa Indonesia kelas 8/buku.kemdikbud/

RINGTIMES BALI – Adik-adik berikut ini kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 Kegiatan 5.6 tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut.

Artikel ini membahas kunci jawaban soal Bahasa Indonesia untuk adik-adik kelas 8 SMP MTS pada halaman 140.

Diharapkan kunci jawaban ini dapat membantu adik-adik kelas 8 dalam belajar dan mengerjakan soal-soal Bahasa Indonesia yang dirasa sulit.

Baca Juga: Kunci Jawaban IPA Kelas 9 Halaman 150 Ayo Cari Tahu Tentang Jenis Hewan yang Merupakan Hasil Pemuliaan Hewan

Dilansir dari buku paket Bahasa Indonesia kelas 8 edisi 2017 Kemendikbud, berikut pembahasannya oleh Lilia Sari, S.Pd. alumni UMM Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kegiatan 5.6

C. 1. Bacalah teks di bawah ini!

2. Dengan berdiskusi, tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut!

3. Simpulkan pula struktur teks tersebut berdasarkan kejelasan dan kelengkapannya!

Jawaban:

Bagian-Bagian Teks

a. Identifikasi fenomena

Penunjukan Isi:

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 83, Menyebutkan Gerakan dan Gerhana Bulan

Pada tahun 1825 Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengan tidak minta izin lebih dulu kepada Pangeran Diponegoro. Hal itu menyebabkan Pengeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan Yogyakarta.

b. Proses kejadian

Penunjukan Isi:

Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert, meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Mangkubumi bertemu dengan Pangeran Diponegoro, ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan perlawanan. Pada tanggal 20 Juli 1825 rumah kediaman Pengeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pengeran Diponegoro.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 85 86 The Verbs to, Present, Past and For an Action in Progress

Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, rumah Pangeran Diponegoro dibakar oleh Belanda. Sejak itu Pengeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadalian dari kaum penjajah.

Perjuangan Pangeran Dipenogoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak. Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan setiap batalyon diberi nama sendiri misalnya Turkiya, Arkiya, dan sebagainya.

Dalam peperangannya, Pangeran Diponegoro mempergunakan sistem gerilya. Mereka tidak pernah mengadakan penyerangan secara besar-besaran. Akan tetapi, hanya degan perang lokal secara sporadis. Siasat ini ternyata sangat efektif dan menjadikan Belanda kewalahan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Soal Ulangan Harian IPA Kelas 9 Pewarisan Sifat Bab 3, Persiapan PAS Semester 1 Tahun 2022

Untuk menghindari serbuan Belanda, Pangeran Diponegoro memindahkan pusat pertahanannya ke Daksa (sebelah barat laut Yogyakarta). Selanjutnya serangan-serangan terhadap Belanda dilakukan dari Daksa sebagai pusat pertahanan yang baru. Bersamaan dengan itu, atas desakan rakyat, para bangsawan dan ulama, Pangeran Diponegoro mengangkat dirinya sebagai kepala negara dengan gelar “Sultan Abdulhamid Herucakra Amirulmukminin Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa”. Setelah diadakan penobatan, didirikanlah pusat negara, yakni Plered dengan pertahanan yang kuat. Hal itu dilakukannya untuk menjaga kemungkinan apabila mendapat serangan dari pihak Belanda yang mungkin muncul sewaktu-waktu. Pertahanan daerah Plered ini ditangani oleh Kerta Pengalasan.

Usaha untuk memperkuat pertahanan di Pelred itu ternyata cukup efektif. Pada tanggal 9 Juni 1826, dengan kekuatannya yang besar, Belanda berusaha menyerang Plered. Usaha Belanda itu tidak berhasil. Selanjutnya untuk meningkatkan pertahanan di Plered, Kerta Pengalasan diganti oleh dua orang pemuda yang gagah berani yaitu Sentot yang bergelar Ali Basah Prawiradirja dan Prawirakusuma yang kedua-duanya masih berusia 16 tahun.

c. Ulasan

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 3 Halaman 28, Kewajiban dan Hak Udin Tentang Makanan

Penunjukan Isi:

Jenderal de Kock menolaknya dan melarang Pangeran Diponegoro meninggalkan ruangan. Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang ternyata telah menyiapkan penyergapan secara rapi. Dengan demikian, Belanda menjalankan pengkhianatan yang kesekian kalinya. Selanjutnya dengan pengawal yang ketat, Pangeran Diponegoro dibawa ke Batavia lalu dibuang ke Manado kemudian dipindahkan ke Benteng Rotterdam di Makassar sampai wafatnya (8 Januari 1855). Jenazahnya dimakamkan di Kampung Melayu, Makasar.

Simpulan: teks “Perlawanan Ulama Pejuang: Pangeran Diponegoro” telah ditulis secara jelas dan lengkap.

Demikian pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 Kegiatan 5.6 tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut.

Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk membantu siswa belajar. Jawaban bersifat tidak mutlak dan terbuka sehingga dapat dikembangkan kembali oleh siswa dengan bimbingan guru maupun orang tua.***

Editor: Dian Effendi

Sumber: buku.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah