Pembahasan Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA MA Halaman 147, Perjuangan Perang Sabil di Aceh

- 14 September 2022, 19:10 WIB
Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA MA Halaman 147, Perjuangan Perang Sabil di Aceh
Sejarah Indonesia Kelas 11 SMA MA Halaman 147, Perjuangan Perang Sabil di Aceh /Tangkapan layar buku kemdikbud

RINGTIMES BALI - Berikut ini pembahasan Sejarah Indonesia halaman 147, materi Perjuangan Perang Sabil di Aceh kelas 11 SMA MA.

Adanya pembahasan pada halaman 147 Sejarah Indonesia kelas 11 SMA MA, kami harap bisa membantu baik dari siswa, guru maupun orang tua untuk belajar dan mengevaluasi dari materi Perjuangan Perang Sabil di Aceh.

Dilansir dari laman Buku Sekolah Elektronik Kemdikbud pada 14 September 2022, simak pembahasan Sejarah Indonesia kelas 11 SMA MA pada halaman 147 dipandu oleh Alumni Sastra Sejarah Universitas Jember, Arif Budiman, S.S.

Perang Aceh yang pertama, berlangsung dari tahun 1873 hingga 1874 secara langsung. Perang ini dilancarkan oleh Panglima Poli dan Sultan Mahmud Syah melawan Belanda di bawah pimpinan Kohler. Dalam Perang Aceh pertama ini, Kohler dan 3000 prajuritnya berhasil ditaklukan oleh Kesultanan Aceh. Kohler terbunuh pada 14 April 1873.

Baca Juga: Soal UTS PKN kelas 7 2022 Materi Apakah Maksud dari Dasar Negara

Sepuluh hari kemudian, perang berkecamuk di mana-mana. Yang terbesar adalah perebutan kembali Masjid Raya Baiturrahman yang didukung oleh beberapa kelompok pasukan.

Perang Aceh yang kedua, berlangsung dari tahun 1874 hingga 1880, masih berlangsung sengit. Dalam Perang Aceh kedua ini, pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal Jan van Switen. Pada tanggal 26 Januari 1874, Belanda berhasil menguasai istana Kesultanan Aceh, yang kemudian menjadi pusat pertahanan Belanda.

Jenderal Van Swieten akhirnya mengumumkan bahwa seluruh Aceh akan menjadi bagiannya pada 31 Januari 1874. Sultan Machmud wafat pada 26 Januari 1874 yang kemudian digantikan oleh Tuanku Muhammad Daud.

Perang Aceh yang ketiga, berlangsung dari tahun 1881-1896. Dalam perang ketiga ini, rakyat Aceh mengobarkan perang secara gerilya. Dalam perang ketiga ini, pasukan Aceh dipimpin oleh Teuku Umar bersama panglima Polim dan sultan.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tugas Mandiri 2.4 PKN Kelas 9 Halaman 39 Bab 2 Tabel Tujuan Upaya Bangsa Indonesia

Teuku Umar kemudian meninggal di Meulaboh dalam serangan mendadak oleh Van der Dussen pada tahun 1899. Pimpinan tertinggi perang gerilya kemudian diambil alih oleh Cut Nyak Dien, istri dari Teuku Umar.

Perang yang keempat terjadi dari tahun 1896 sampai 1910. Perang ini adalah perang gerilya kelompok dan individu dengan perlawanan, penyergapan dan pembunuhan tanpa perintah dari pemerintah pusat Kesultanan Aceh.

Hal yang menyebabkan Perang Sabil di Aceh berlangsung sangat lama adalah kondisi alam di Aceh bergunung-gunung dan berhutan lebat, Ulama Aceh mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menyulut semangat perang Sabil, perperangan Aceh tidak bergantung pada seorang pemimpin, yakni apabila pemimpinnya mati, tidak menyebabkan semangat orang Aceh menyerah, dan rakyat Aceh akan tetap maju melawan penjajah dan faktor sosial masyarakat Aceh yang tidak mudah tergiur dengan janji-janji dari Belanda.

Itulah pembahasan dari materi Perjuangan Perang Sabil di Aceh halaman 147 untuk kelas 11 SMA MA.

Disclaimer:

Artikel ini dibuat untuk membantu adik-adik kelas 11 SMA MA untuk memudahkan pembelajaran dan menjawab pertanyaan pada halaman 147.

Artikel ini tidak menjamin kebenaran yang bersifat mutlak, sebab terdapat kemungkinan ada eksplorasi jawaban dari yang lain.***

Editor: Suci Annisa Caroline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x