Network
RINGTIMES BALI - Berikut ini pembahasan Sejarah Indonesia, halaman 23, Subbab A Perburuan 'Mutiara dari Timur' dan Perebutan Hegemoni kelas 11 SMA MA.
Adanya pembahasan pada halaman 23 Sejarah Indonesia kelas 11 SMA MA, kami harap bisa membantu baik dari siswa, guru maupun orang tua untuk belajar dan mengevaluasi dari materi Perburuan 'Mutiara dari Timur' dan Perebutan Hegemoni pada Subbab A.
Dilansir dari laman Buku Sekolah Elektronik Kemdikbud pada 11 September 2022, simak pembahasan Sejarah Indonesia kelas 11 SMA MA pada halaman 23 Subbab A dipandu oleh Alumni Sastra Sejarah Universitas Jember, Arif Budiman, S.S.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 26-27 Kegiatan 3, Latihan Kebahasaan Kata Tugas 13
1. Adanya perjanjian Zaragoza pada tahun 1529 antara Spanyol dengan Portugal yang menentukan penguasa di Nusantara setelah keduanya berseteru di Maluku. Selain itu, datangnya Portugal di Maluku tahun 1513 yang juga membawa misi penyebaran agama kristen membuat agama tersebut berkembang hingga sekarang.
2. Konstantinopel yang sebelumnya menjadi pintu masuk akses barang-barang dari Asia menuju Eropa ditutup setelah Turki Usmani yang berkuasa pada 1453. Hal inilah yang mendorong eksplorasi ke berbagai wilayah dunia guna memperoleh barang-barang dari Asia tersebut. Selain itu, juga muncul kota pelabuhan baru di Eropa seperti Marseille, Venesia, Barcelona dan Rotterdam.
3. Keberhasilan bangsa Portugal yang memperoleh rempah-rempah terbaik dari hasil eksplorasi ke berbagai wilayah dunia, termasuk Brasil, Mozambik, Malaka dan Maluku yang kaya akan rempah-rempah, Portugal mengeksploitasi hasil alamnya dan memonopoli perdagangannya.
Baca Juga: Soal UTS PTS PAI Kelas 8 Semester 1 Terbaru 2022 dengan Kunci Jawaban, Full Pembahasan
4. Bangsa Portugis menandakan wilayah kekuasaannya dengan memasang Padrao adalah suatu kebijakan yang semena-mena, tindakan mereka semakin sewenang-wenang kepada rakyat Maluku terutama setelah perjanjian Zaragoza pada 1529 yang memungkinkan mereka untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah. Hal ini tentu sangat menyiksa rakyat pribumi yang menjadi korbannya, karena terutama rakyat Maluku harus menjual hasil alamnya kepada bangsa Portugis yang membeli dengan harga murah.
