Cara I:
Titik sampel kejadian mata dadu genap atau prima dari salah satu mata dadu /(A)C = {(2,2)}
n (A)C = 1
n (S) = 36
n (A) + n (A)C = 36
n (A) = 36 - n (A)C
= 36 – 1
= 35
P(A) = n (A)
_____
n (S)
= 35
___
36
Cara 2 :
Titik sampel kejadian mata dadu ganjil atau bukan prima dari salah satu mata dadu =
A = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6),
(2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6),
(3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6)
(4,1), (4,2), (4,3), (4,4), (4,5), (4,6),
(5,1), (5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6)
(6,1), (6,2), (6,3), (6,4), (6,5), (6,6)}
n(S) = 36
n(A) = 35
P(A) = n(A)
____
n(S)
= 35/36
Jawaban : B
15. Gambar berikut adalah spinner dengan 24 bagian yang sama. Ketika seorang memutar panah spinner tersebut, panah dapat berhenti di mana saja pada setiap bagian Spinner tersebut. Spinner tersebut diwarnai 1/8 bagian berwarna biru, 1/24 bagian berwarna ungu, ½ bagian berwarna oranye dan 1/3 bagian berwarna merah. Jika seseorang memutar panah spinner, kemungkinan terbesar panah akan berhenti pada bagian berwarna …