4. Kutipan Teks : Kebrilianan otak mutiara hitam dari Timur Indonesia ini mulai bersinar ketika tahun 2001 ia menjuarai lomba olimpiade Kimia tingkat daerah.
Oleh karena prestasinya tersebut, ia mendapat beasiswa ke Jakarta dari Pemerintah Provinsi Papua. Namun, mamanya melarang putra bungsunya berangkat ke ibu kota.
Prestasi rupanya membutuhkan sedikit kenakalan dan kenekatan. Dengan dibantu kakaknya, Frangky, Oge berangkat diam-diam.
Ia baru memberi tahu niatnya kepada mama tercinta sesaat sebelum menaiki tangga pesawat.
Mamanya menangis selama dua minggu menyadari anaknya pergi meninggalkan tanah Papua.
Baca Juga: Pembahasan Soal Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 178 Merumuskan Esensi Debat
Oge membuktikan bahwa kepergiannya bukan sesuatu yang sia-sia. Tangis sedih mamanya berganti menjadi tangis haru ketika November 2003, ia menduduki peringkat 8 dari 60 peserta lomba Matematika kuantum di India.
Prestasinya memuncak tahun ini dengan menggenggam emas hasil riset fisikanya. Mamanya pun tidak pernah menangis lagi.
Pokok Informasi : Keinginan menjadi ilmuwan menyebabkan George Saa nekat pergi ke Jakarta untuk meraih cita-cita.