Network
Belanda di bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Kohler menyerang Aceh pada tahun 1873. Belanda melepaskan tembakan meriam di daratan Aceh dan menguasai Masjid Raya Baiturrahman.
Belanda berhasil dipukul mundur dengan tewasnya pimpinan mereka yakni Johan Harmen Rudolf Kohler. Belanda tidak menyerah dan datang kembali ke Aceh pada akhir tahun 1873.
Belanda di bawah pimpinan Mayor Jenderal Van Swieten datang ke Aceh dengan membawa 8.000 tentara dan berhasil menduduki istana Kesultanan pada tahun 1874.
Belanda menerapkan teknik konsentrasi stelsel dengan menempatkan tentara pada benteng pemusatan. Namun teknik tersebut gagal karena Teuku Umar berhasul menyergap benteng milik Belanda tersebut.
Baca Juga: Soal UTS PKN Kelas 8 Semester 2 dan Kunci Jawaban Terbaru 2022, Pilihan Ganda dengan Full Pembahasan
Belanda akhirnya menggunakan teknik adu domba oleh Dr. Snouck Hurgronje. Dr. Snouck Hurgronje merupakan salah satu ahli Islam Belanda yang mempelajari kehidupan sosial budaya Aceh.
Mayor Jenderal Van Swieten berhasil menggunakan teknik ini dan membuat Teuku Umar terdesak ke Meulaboh. Teuku Umar gugur pada tahun 1899.
Para pejuang yang lain seperti Panglima Polim menyerah pada tahun 1903. Cut Nyak Dien tertangkap pada tahun 1906 dan dibuang ke Sumedang. Pada tahun 1904, perlawanan ini dianggap telah selesai.
Baca Juga: Perlawanan Rakyat Kalimantan, Kunci Jawaban PKN Kelas 7 Halaman 139 140 Tabel 6.1 Bab 6
