"Saking sulitnya, orang Amerika sering bilang, you
don’t need rocket science to figure it out," katanya lantas terkekeh. Di antara 200-an mahasiswa seangkatan, hanya 40 orang yang lulus. George mempelajari semua hal tentang pesawat terbang. Mulai struktur pesawat, aerodinamika, daya angkat, hingga efisiensi berat dalam teknologi
pembuatan burung besi itu.
Ada alasan khusus dirinya suka pesawat terbang.
Selain memang mengagumi Presiden ketiga Indonesia B.J. Habibie yang gandrung pesawat itu, lelaki bertubuh gempal tersebut semula ingin menjadi pilot. Namun, karena kedua matanya minus 3,25, dia harus mengalihkan impiannya.
"Kalau nggak bisa menerbangkan pesawat, saya harus bisa membuat pesawat. Setidaknya, memahami teknologi pesawat terbang," tegasnya.
Tahun pertama di Amerika sangat sulit bagi George. Sebab, dia belum fasih berbahasa Inggris. Pernah, dia tertahan sejam di bagian imigrasi. "Saya hanya duduk dan diam selama sejam
gara-gara tidak bisa bahasa Inggris,’’ tuturnya.
Karena itu, tahun pertama, George tak langsung kuliah. Dia belajar bahasa di sekolah bahasa Inggris English Language Service di Cleveland, negara bagian Ohio, AS. Selama setahun dia ngebut belajar bahasa. Mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00, dia melahap materi-materi
bahasa Inggris. "Saya mempelajari lagi grammar dan kosakata,’’ jelas anak bungsu pasangan Silas Saa dan Nelly Wafom itu. George lulus pada akhir 2009.
Baca Juga: Latihan Soal UTS PTS PKN Kelas 10 Semester 2 Beserta Jawaban Terbaru 2022
Halaman 220 - 224
Kegiatan 3 Menemukan Pola Penyajian Karakter Unggul Tokoh dalam Biografi (adik-adik dapat membaca pada buku paketnya ya.
Dan berikut alternatif jawabannya :