Tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel tersebut adalah Rasus, Srintil, Santayib, Dower, Warta, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Nenek Rasus, dan Sersan Slamet.
Karakter dari tokoh dalam novel yaitu rata-rata berwatak baik, ramah, dan tegas.
Pesan yang disampaikan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah agar kita menjadi amnesia yang mau dan mampu melihat seseorang tidak hanya dari luarnya saja namun juga melihat dari hatinya.
Selain itu jangan menjadi orang yang tidak mau bergaul dengan sesama serta berbaur dengan lingkungan karena hal tersebut bisa membuat kita bodoh.
Baca Juga: Unsur Kebahasaan dalam Artikel dan Buku Ilmiah, Materi Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 163
Kegiatan 2
Pembahasan mengenai unsur kebahasaan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah gaya bahasa simile atau perumpamaan adalah dua perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan kita anggap sama.
Gaya bahasa tersebut antara lain seperti suara melengking seperti kelana panjang, pohon-pohon yang bergoyang itu tampak olehnya sebagai manusia dalam tarian aneh.
Selain itu juga gaya bahasa metafora atau gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti yang sebenarnya namun sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.