Pembahasan Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 120 dan 124, Menganalisis Isi Novel Ronggeng Dukuh Paruk

11 Januari 2022, 14:09 WIB
Materi pembahasan bahasa Indonesia kelas 12 halaman 120 dan 124 mengenai novel Ronggeng Dukuh Paruk /Pexels/ Lilartsy/

RINGTIMES BALI – Berikut pembahasan soal dari mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 120 dan 124.

Diharapkan dengan adanya pembahasan ini, dapat membantu siswa kelas 12 ketika belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di rumah secara mandiri.

Inilah pembahasan Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 120 dan 124 mengenai isi novel Ronggeng Dukuh Paruk, sebagaimana yang dilansir dari Buku Sekolah Elektronik pada Selasa, 11 Januari 2022.

Kegiatan 1

Baca Juga: Vocabulary Exercise, Fill the Blanks With the Right Words, Bahasa Inggris Kelas 12 Halaman 103

Pembahasan mengenai unsur instrinsik yaitu sebagai berikut.

Tema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah tema percintaan, budaya, dan sosial.

Alur yang tergambar dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah mundur dan maju.

Sementara latar tempat di Dukuh Paruk, latar waktu di tahun 1960, dan latar suasana yaitu ceria, terkesima, dan panik.

Baca Juga: Menganalisis Kaidah Kebahasaan Teks Menimbang Ayat-Ayat Cinta dan Gerr. Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 210

Tokoh utama dan tokoh pendukung dalam novel tersebut adalah Rasus, Srintil, Santayib, Dower, Warta, Salam, Kartareja, Nyai Kartareja, Nenek Rasus, dan Sersan Slamet.

Karakter dari tokoh dalam novel yaitu rata-rata berwatak baik, ramah, dan tegas.

Pesan yang disampaikan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah agar kita menjadi amnesia yang mau dan mampu melihat seseorang tidak hanya dari luarnya saja namun juga melihat dari hatinya.

Selain itu jangan menjadi orang yang tidak mau bergaul dengan sesama serta berbaur dengan lingkungan karena hal tersebut bisa membuat kita bodoh.

Baca Juga: Unsur Kebahasaan dalam Artikel dan Buku Ilmiah, Materi Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 163

Kegiatan 2

Pembahasan mengenai unsur kebahasaan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah gaya bahasa simile atau perumpamaan adalah dua perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan kita anggap sama.

Gaya bahasa tersebut antara lain seperti suara melengking seperti kelana panjang, pohon-pohon yang bergoyang itu tampak olehnya sebagai manusia dalam tarian aneh.

Selain itu juga gaya bahasa metafora atau gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti yang sebenarnya namun sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan dan perbandingan.

Contohnya dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah ketiak daun kelapa, sorot matanya menyala, dan rasus sama-sama berdarah Dukuh Paruk.

Baca Juga: Strategi untuk Menghadapi Dampak Kemajuan Iptek, Tugas Mandiri 3.2 IPS Kelas 12 SMA MA Halaman 79

Lalu gaya bahasa personifikasi atau gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

Contohnya adalah ketika angin tenggara menyapa harumnya bunga kopi yang selalu mekar di musim kemarau, namun api dan kesumat telah menunjukkan keangkuhannya di Dukuh Paruk.

Itulah pembahasan Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 120 dan 124.

Disclaimer: Artikel ini dibuat untuk membantu adik-adik belajar di rumah selama masa pandemi.***

Editor: Suci Annisa Caroline

Sumber: Buku Sekolah Elektronik

Tags

Terkini

Terpopuler