Ini Alasannya Premium dan Pertalite Akan Dihapus Pertamina

- 1 September 2020, 11:44 WIB
Premium dan Pertalite akan dihapus Pertamina./
Premium dan Pertalite akan dihapus Pertamina./ /

RINGTIMES BALI - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dan Komisi VII DPR RI, Senin 31 Agustus 2020 mengatakan jenis BBM Premium dan Pertalite merupakan dua produk yang porsi konsumsinya paling besar.

Ia mempersoalkan hal ini ketika ada wacana penghapusan dua produk BBM ini.

Alasannya karena dua produk ini masih dijual di bawah research octane number (RON) 91.

Baca Juga: Kabar Baik, Pertamina Berikan Diskon Harga Pertalite Rp1.200 per Liter

"Kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena sebetulnya premium dan pertalite ini porsi konsumsinya paling besar," katanya dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dan Komisi VII DPR RI yang dikutip Ringtimes Bali dari RRI, Selasa 1 September 2020.

Dia menjelaskan, penyederhanaan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) harus mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan No 20 Tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91.

"Premium Ron 88, Pertalite RON 90. Hanya 7 negara yang masih menjual produk gasoline di bawah RON 90, yakni Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan, dan Indonesia," sebutnya.

Baca Juga: Produksi Meningkat di 2020, Ekspor Kelapa Sawit Dipertanyakan

Padahal katanya, Indonesia masuk dalam kelompok negara yang memiliki GDP US$ 2.000 hingga US$ 9.000 per tahun. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasarkan jumlah jenis produk BBM paling banyak yakni 6 jenis produk.

"Jadi itu alasan yang paling penting kenapa kita perlu mereview kembali varian BBM ini, karena benchmark 10 negara seperti ini," kata Nicke.

Halaman:

Editor: Triwidiyanti Prasetiyo

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x