Makna dan Alasan Kenapa Saat Hari Raya Kuningan Persembahyangan Hanya Sampai Pukul 12 Siang

- 26 September 2020, 08:30 WIB
Ilustrasi Hari Raya Kuningan
Ilustrasi Hari Raya Kuningan /Umah Penjor


RINGTIMES BALI -
Hari raya Kuningan adalah hari raya yang dirayakan umat Hindu Dharma di Bali. Perayaan ini jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini dilaksanakan setiap 210 hari, dengan menggunakan perhitungan kalender Bali.

Rangkaian pelaksanaan hari raya Kuningan sebenarnya merupakan lanjutan dari rangkaian hari Raya Galungan.

Hari Raya Kuningan berasal dari kata "kauningan" yang artinya mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi agar terhindar dari mara bahaya.

Baca Juga: Sambut Galungan, Distan Kota Denpasar Minta Pusatkan Pemotongan Hewan di RPH

Pada saat Hari raya Kuningan umat agama Hindu memberikan persembahan kepada para leluhur, memohon kemakmuran, perlindungan, keselamatan dan juga tuntunan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa.

Pelaksanaan upacara ataupun persembahyangan hanya dilakukan setengah hari saja, sebelum jam 12 siang.

Hal ini dikarenakan sebelum siang hari energi alam semesta seperti kekuatan pertiwi, akasa, apah, teja dan bayu (Panca Mahabutha) mencapai klimaksnya.

Baca Juga: Mengenal Keunikan Nama Berdasar Kasta di Bali,

Sedangkan setelah siang hari memasuki masa pralina di mana energi tersebut sudah kembali ke asalnya, dan juga para Pitara, Bhatara, dan Dewa sudah kembali ke surga.

Sarana upacara yang paling khas dalam perayaan ini adalah Tamiang, bentuknya bulat seperti perisai yang menyimbolkan sebuah tameng yang artinya perlindungan.

Halaman:

Editor: Tri Widiyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x