Pasien Suspek COVID-19 Melonjak, Ini Penanganan RSUD Klungkung

- 14 Agustus 2020, 21:47 WIB
Salah satu ruang perawatan pasien COVID-19 di RSUD Klungkung.
Salah satu ruang perawatan pasien COVID-19 di RSUD Klungkung. /k-02/tim ringtimes bali

RINGTIMES BALI - Ruang Isolasi RSUD Klungkung sudah penuh. Tiga ruangan yang dimanfaatkan untuk menampung pasien COVID-19 sudah tak bisa menampung lagi. Bahkan, Ruang ICU juga tak muat lagi.

Sementara RS Rujukan lain juga sudah penuh. Pihak RSUD Klungkung akhirnya mengambil solusi untuk mengosongkan satu lantai ruang perawatan non isolasi, agar pasien suspek COVID-19 tambahan pada Jumat (14/8) bisa tertampung.

"Nanti di satu lantai ruang perawatam non isolasi ini, bisa menampung 9 pasien suspek. Kami kewalahan, karena ketersediaan ruangan terbatas," kata dr. Nyoman Kesuma, Direktur RSUD Klungkung.

Baca Juga: SMSI Bali dan KPU Karangasem Sepakat Bersinergi Sosialisasi Pilkada Tanpa Hoaks

Soalnya, RSUD Klungkung mengkonfirmasi masih ada 8 pasien suspek COVID-19 belum bisa masuk Ruang Isolasi RSUD Klungkung.

Sementara 4 pasien di antaranya sangat membutuhkan pelayanan di Ruang ICU, karena sudah mengalami gejala cukup berat. Jumlah pasien yang dirawat saat ini sudah mencapai 27 pasien suspek dan 37 pasien konfirmasi positif COVID-19.

Mereka rata-rata adalah lansia, yang berdiam diri di rumah, tetapi tertular dari keluarganya saat keluar rumah tidak menerapkan standar protokol kesehatan. Sehingga saat pulang, tertular pada lansia dan sangat mempengaruhi kondisi kesehatannya.

Baca Juga: KPU Jembrana Raker Pelayanan Informasi Pilkada Jembrana

Dia mengakui, sejak tidak adanya screening test rapid maupun swab massal lagi, kasus-kasus COVID-19 baik suspek maupun confirm yang masuk ke rumah sakit melalui UGD, lebih banyak kasus-kasus bergejala berat dan kritis.
 
Sehingga membutuhkan ruang perawatan intensif. Ini sangat mengkhawatirkan, terlebih arah kebijakan saat ini sudah mengarah kepada adaptasi kebiasaan baru menuju pemulihan ekonomi. Dimana masyarakat justru mengabaikan standar penerapan protokol kesehatan saat keluar rumah.

Kesuma menambahkan, kalau sebelum bulan Agustus laporan dari Tim COVID-19 Rumah Sakit lebih sering tentang pasien sembuh yang berhasil dipulangkan.

Baca Juga: Alah Mak, Harga Ipat dan Winasa di Pilkada Jembrana Hampir Empat Milyar Rupiah

Tetapi mulai awal Agustus laporan yang masuk diakui masih didominasi pasien suspek COVID-19 atau PDP di UGD yang belum dapat kamar isolasi. Sehingga harus segera diatasi agar UGD bisa menerima kembali pasien umum masuk.

"Semua rumah sakit rujukan COVID-19 yang dihubungi untuk merujuk, menyatakan sudah penuh. Baik ruang isolasi maupun ruang ICU. Itulah sebabnya kami kosongkan satu lantai ruang perawatan non isolasi untuk mengatasinya. Ini dijamin tak akan mengganggu penanganan pasien lain," tegasnya.

Satu lantai ruang perawatan non isolasi ini, memiliki instalasi gas medis, agar bisa menitipkan pasien sementara. Sehingga pasien yang membutuhkan perawatan intensif karena sesak nafas berat, bisa mendapatkan terapi oksigen dosis tinggi sambil menunggu ruang ICU ada tempat tidur yang kosong.

Baca Juga: Ikan Tuna Termahal di Dunia Tampakan Diri di Laut Inggris, Bayangkan Harganya Capai Rp48 Miliar

Kalau ada pasien di ICU yang sudah stabil, selanjutnya bisa dipindahkan di ruang isolasi biasa dan pasien yang antri, bisa segera masuk.

Dia berharap masyarakat benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, jaga jarak dan sering cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer. Sehingga penyebaran virus COVID-19 tidak semakin meluas. ***(K-03)

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x