GPS Tegaskan Koalisi Hanura Takkan Sama di Semua Daerah

- 12 Agustus 2020, 19:49 WIB
Sekjen DPP Pertai Hanura, Gede Pasek Suardika
Sekjen DPP Pertai Hanura, Gede Pasek Suardika /tim ringtimes bali

RINGTIMES BALI - Partai Hanura mulai memperlihatkan pengaruhnya dalam tahapan pilkada serentak di Bali. Ini terlihat dari pergerakan politik yang cukup menentukan arah peluang untuk memenangkan persaingan dalam pemilihan kepala daerah.

Seperti yang Hanura tunjukkan dalam mengubah peta politik di Kabupaten Karangasem. Sekretaris Jendral DPP Partai Hanura, Gede Pasek Suardika alias GPS, Rabu (12/8) mengatakan pihaknya mengutamakan figur dalam menentukan pilihan, bukan berdasarkan koalisi partai politik di DPP ataupun di DPD Hanura Bali.

GPS menyampaikan itu saat ditanya wartawan perihal perkembangan arah dukungan Partai Hanura di Bali. Sebab, menjelang tahapan pendaftaran pasangan calon pada 4 September nanti, sikap Hanura dengan disertai turunnya rekomendasi dukungan, baru terlihat jelas di Karangasem. Sementara di daerah lain, nampak masih melihat perkembangan situasi.

Baca Juga: Bangkitkan Wisata Tukad Bindu, Wakil Walikota Serahkan Bantuan Baju Kaos

"Kami tetap berproses. Di daerah lain juga bisa cepat seperti di Karangasem. Tinggal calonnya berangkat ke Jakarta, rekomendasi turun, selesai. Tergantung niat masing-masing figur. Deadline sikap Hanura sampai batas akhir pendaftaran calon ke KPU," kata GPS saat ditemui dalam acara mlapas dan mecaru Sekretariat DPC Hanura Klungkung di Jalan Anyelir, sebelah Utara Terminal Galiran.

Sebagai Sekjen Hanura, GPS mengatakan ada sekitar 200 pilkada yang diikuti Hanura se-Indonesia. Dibalik pertarungan partai-partai besar, ada Hanura yang juga memegang peran strategis sebagai penentu. Karena itulah, banyak partai-partai besar merapat menginginkan berkoalisi dengan Hanura dalam mengusung calon kepala daerah.

Sejauh ini sikap Hanura yang membuat suasana politik cukup panas, ada di Karangasem. Secara mengejutkan Hanura menentukan dukungan kepada kandidat dari PDIP, Gede Dana-Artha Dipa, mengabaikan kepada petahana yang cukup kuat Mas Sumatri-Sukerana, yang sudah membangun komunikasi politik lebih awal dengan Hanura.

Baca Juga: UPDATE: Jerinx SID Resmi Tersangka, Langsung Ditahan di Rutan Polda Bali 

Khusus di Karangasem, GPS menyampaikan kedua belah pihak awalnya sama-sama  melakukan komunikasi politik. Namun, ada yang terbuka, ada yang tertutup. Setelah mempertimbangkan banyak hal, Hanura akhirnya merapat ke PDIP, karena menurutnya sebagian besar masyarakat Karangasem menginginkan perubahan.

Didampingi Ketua DPD Hanura Bali Kadek Arimbawa dan Ketua DPC Hanura dari seluruh Bali, GPS menegaskan, Hanura belum tentu merapat dengan PDIP di semua daerah yang menggelar pilkada di Bali. Karena pendekatan Hanura, sangat berbeda dari partai lain.

Menurutnya, setiap daerah punya masalah tersendiri dan calonnya pun jelas berbeda-beda. Sikap Hanura jelas, dalam pilkada yang dipilih masyarakat itu adalag figur, bukan partainya. Sehingga Tidak ada istilah koalisi partai sama di semua daerah.

Baca Juga: Dandim: Tambah Daya PLN Super Wow Murah Hanya Rp 178 Ribu, Ini Penjelasannya

"Kami bukan panatik partai. Hanura selalu mencermati situasi setiap daerah, hasil survei dan keinginan masyarakat. Kombinasi dari ketiganya, akan menentukan pilihan Hanura, akan mendukung figur yang mana di setiap daerah," tegas GPS.

Jadi kepala daerah, adalah kepala daerahnya masyarakat, bukan kepala daerah partai. Inilah sebabnya, pihaknya melihat kebutuhan masyarakat terhadap pemimpin dari masukkan struktur partai, dan hasil survei di lapangan.

Sikap Hanura yang sudah jelas di Bali, baru pada Pilkada Karangasem, dimana dukungan Hanura merapat ke PDIP yang mencalonkan Gede Dana - Artha Dipa. Sisanya, sebagaimana laporan DPD Hanura Bali, dalam waktu dekat juga akan segera diumumkan, sebelum pendaftaran calon pada 4 September nanti. ***(K-03)

Editor: Dian Effendi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x