Terkait Kampanye Virtual Pilwali Kota Denpasar, Ini Sikap PSI

- 2 Agustus 2020, 13:28 WIB
Emiliana Sri Wahjuni, S.E
Emiliana Sri Wahjuni, S.E /tim ringtimes bali

RINGTIMES BALI- Ditengah bergulirnya wacana Kampanye Pilkada serentak, Bali 2020 tanpa Baliho, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Denpasar terus membenahi persiapan-persiapan, mengingat Pilkada 2020 akan berbeda dari sebelumnya.

Perbedaan itu mulai dari penyelenggara pemilu, kontestan hingga metode sosialisasi kepada masyarakat. Kampanye virtual menjadi pilihan yang tak terhindarkan dimasa pandemic Covid-19.

Kampanye menggunakan media virtual yang disiapkan KPU Kota Denpasar, mendapatkan respon dari Anggota DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni, S.E. 

Baca Juga: Listrik di Kota Gianyar Padam, Akibat Layangan

Dikatakan, kampanye dan sosialisasi menggunakan metode virtual memiliki banyak hal positif, tetapi juga ada negatifnya.

Wacana Green Election dari KPU Bali pun diakuinya merupakan ide yang bagus. Banyak pihak yang telah membicarakan hal tersebut bahkan tak kurang yang menyatakan dukungan.

"Saya mau tekankan bahwa semua metode itu ada baiknya, akan tetapi masyarakat dan kandidat harus bertemu, dan mendengarkan secara langsung sehingga dapat menyerap aspirasi masyarakat. Tidak cuma menggunakan baliho atau video-video," ujar Srikandi PSI Bali saat ditanya awak media, Sabtu (01/08).

Baca Juga: Kasus Djoko Tjandra Menyeret Para Jendral di Tubuh Polri, Yasonna: Copot dan Pidana Langsung

Banyak hal positif yang bisa didapatkan bila kampanye Plkada dilakukan dengan motode virtual ang sangat mengandalkan platform media digital. Baik media digital yang terdiri dari media sosial maupun media digital mainstream, seperti media elektronik dan media online.   

Kampanye virtual kata politisi PSI Kota Denpasar ini, dapat mengurangi ekses-ekses sosial dalam masyarakat, karena tidak terjadi interaksi langsung, antar pendukung kandidat. Selain itu, dengan metode ini, akan tercipta politik yang menghormati keserasian lingkungan hidup.

"Green election yang sempat diwacanakan KPU Provinsi Bali, sesungguhnya sudah sejalan dengan visi pembangunan provinsi Bali menuju grren province. Hanya saja kata dia, perlu ada pengaturan-pengaturan teknis, sehingga semua berjalan dalam koridor yang telah disepakati bersama antara partai politik peserta Pilkada," ujar poltisi wanita yang akrab disapa Emilia ini.

Baca Juga: Kasus Djoko Tjandra Menyeret Para Jendral di Tubuh Polri, Yasonna: Copot dan Pidana Langsung

Ketika ditanya mengenai Pilwali Kota  Denpasar 2020, Emil berharap masyarakat dapat memilih sosok pemimpin yang mengenal adat istiadat, dan visi misi kota Denpasar sehingga dapat melanjutkan visi dan misi sebelumnya.

Dikatakan, terkait wacana green election, para kandidat juga harus benar-benar mendapat penjelasan yang tepat dan benar dari pihak penyelenggara Pilkada.

Politik, kata dia adalah sesuatu biasanya sangat sensitive. Apalagi dalam konteks Pilkada. Untuk menghindari pemahaman yang tidak tepat tentang green election, KPU harus benar-benar proaktif menjelaskan kepada para kandidat.

Baca Juga: KPU Denpasar Gencar Monitoring Coklit

"Sebagai Anggota Dewan maupun sebagai Politisi Partai PSI  kami pasti akan support dan mendukung pilihan yang terbaik dari masyarakat, tetapi akan mengkritisi apabila ada kebijakan yang tidak tepat", pungkasnya.
 
Ia pun kembali mengingatkan, bahwa green election yang diwacanakan tidak sekedar memunculkan perbedaan dari Pilkada sebelum-sebelumnya.

Green election dalam kampanye Pilkada serentak di Bali tahun 2020 adalah juga sebagai jawaban atas kondisi riil masyarakat, yaitu suasana pandemic covid-19. Karena itu Emilia yang juga merupakan wakil ketua  satgas gugus Covid-19 DPRD Kota  Denpasar, tetap mengajak semua masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan. ***(Dicky Armando)

Editor: Moh. Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x