Burung seberat 107 gram ini hanya ditemui di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), tepatnya di wilayah Semenanjung Tanjung Gelap Pahlengkong dan Prapat Agung.
Baca Juga: Cara Cek Daftar Penerima Bantuan BLT UMKM Rp2,4 Juta Tahap 2, Buka Link Ini
Di habitatnya, satwa berukuran panjang tubuh 21-25 sentimeter cm ini menyukai tipe ekosistem berupa hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, hutan sabana, dan hutan musim dataran rendah.
Jalak dengan corak bulu kaki abu-abu ini hidup di kawasan dengan ketinggian 210 hingga 1.144 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Hampir Punah
Burung yang pernah menjadi gambar pada keping uang logam 200 rupiah terbitan 2008 itu memasuki masa suramnya pada 1970.
Baca Juga: Punya Sifat Anti-Kanker, Daun Pepaya Bermanfaat Bagi Jantung dan Hati
Saat itu sebuah sensus yang diadakan pemerintah menunjukkan populasinya hanya tinggal 112 ekor saja di alam liar.
Angka itu semakin memprihatinkan ketika pada 2005-2006 diketahui hanya terdapat enam ekor saja yang bertahan hidup di kawasan TNBB.
Masifnya perburuan liar disebabkan tingginya permintaan untuk dijadikan koleksi diikuti melambungnya harga satwa tersebut di pasaran domestik dan internasional menjadi penyebab utamanya.